Rahasia Persahabatan Linda dan Rindy; Cerita Fantasi Farah Maulanisa Nabil

ilustrasi pikist.com
“Manusia berubah jadi kucing saat tidur.” Membaca kalimat itu mungkin mengingatkan kalian pada beberapa tokoh dalam buku cerita, komik, atau film. Saat di kelas 7 SMP, kalian pernah belajar tentang cerita fantasi bukan? Kali ini, aku akan berbagi cerita fantasi yang kutulis khusus untuk kalian. Teman-teman, selamat menikmati.
***
“Linda!” panggil seorang siswi berjilbab ungu dan pin emas di dadanya. Tangannya melambai kepada seorang gadis cantik yang berdiri di seberang jalan.
Linda telah resmi menjadi salah seorang siswi di sekolah asrama nomor satu di Purwokerto. Ia baru saja pindah dari sekolah lamanya karena mengikuti pindah tugas ayahnya yang seorang dokter. Alasan lain memilih sekolah itu adalah karena ia mendengar sahabat kecilnya, Rindy, bersekolah di tempat itu.
“Rindy!” Linda membalas melambaikan tangannya sambil berlari menuju arah sahabatnya itu. Mereka sangat bahagia setelah perpisahan selama tiga tahun lalu saat ayah Linda pindah tugas. Kerinduan membuat berpelukan sangat erat dan lama.
“Lin, kamu nggak pakai jilbab? Peraturan di sini harus pakai jilbab, tapi tak apa karena kamu masih baru,” urai Rindy.
Rindy lalu menggandeng tangan Linda dan mengantarnya ke ruang kepala sekolah. Di sana, Rindy meminta kepala sekolah menizinkannya satu kamar dengan Linda.
Kepala sekolah mengizinkannya. Linda lalu mendapat beberapa seragam, termasuk dan pin. Sementara itu, kunci kamar dipegang Rindy.
***
“Sebelum ke kamar kita, bantu aku mengemasi barang-barangku di kamarku yang lama, Lin?”
Linda hanya menganggukan kepalanya.
Saat mengemasi barang-barang, tiba-tiba, seorang siswi berbadan tinggi dan besar menghampiri mereka. “Hey, kalian sedang apa? Ini masih hari Sabtu, semua siswa dilarang keluar asrama! Ini lagi yang satu, kenapa nggak pakai jilbabmu itu?”
“Kak, dia anak baru. Kepala sekolah mengizinkan kami tinggal satu kamar. Jadi, aku berkemas selelum pindah” jelas Rindy.
Siswi senior itu meneliti dengan lebih jeli kepada Linda untuk meyakinkan bahwa ia benar-benar anak baru. Dan, koper dan seragam di tangan Linda sudah cukup membuat si senior percaya.
“Baiklah, ingat, setelah ini jangan keluar asrama. Dan, kau, pakailah jilbab itu, mengerti?” siswa senior itu berlalu meninggalkan mereka.
***
“Siapa itu? Galak sekali,” oceh Linda.
“Kakak kelas,” jawab Rindy.
“Lalu, mengapa ia keluar asrama? Bukanya dia sendiri yang menyebutkan larangan itu, aneh sekali,” Linda kesal.
“Kamu lihat pin berwarna emasku tidak, Lin? Yaa itu adalah pin khusus pengurus Osis.”
Linda menggeleng dan menganggukan kepalanya.
***
Saat dalam perjalanan menuju kamar mereka di lantai 3, Linda menguap beberapa kali. Rindy yang melihat mendadak terlihat panik, “Linda, tahanlah rasa ngantukmu itu! Kita masih harus naik ke lantai 3.”
Rindy menarik tangan Linda dan memepercepat langkahnya seperti hendak berlari. Hingga ahirnya, mereka sampai di depan pintu kamar mereka. Rindy cepat-cepat membuka kunci kamar, dan mereka masuk dengan terburu. Tak lupa, ia juga mengunci kembali pintunya.
Linda benar-benar dikuasai rasa kantuk. Saat tubuhnya terkulai di tempat tidur, Linda telah berubah wujud menjadi seekor kucing berwarna putih bersih dengan bulu yang amat lebat dan lembut. Rindy terlihat begitu lega karenanya. Dia tak bisa membayangkan betapa seisi asrama akan dibuat gempar jika tahu salah satu penghuninya adalah manusia yang saat tidur berubah menjadi seekor kucing.
Rasa lelah dan kantuk Rindy lenyap seketika melihat jam dinding yang menunjuk pukul 11:55. Itu berarti sebentar lagi akan ada pemeriksaan kamar, dan para siswi harus turun ke kantin untuk makan siang.
Rindy sontak membangunkan Linda. Perlu waktu lima menit untuk membangunkan Linda yang terbiasa tidur siang minimal satu jam. Ridy baru berhasil membangunkan Linda dengan bantuan air mineral yang dicipratkan ke mukanya. Linda yang terkejut dan langsung membuka matanya dan tubuhnya kembali berubah dalam wujud manusia, Tepat saat pintu kamar mereka diketuk petugas piket. Mereka lalu lalu membuka pintu dan berjalan menuju kantin.
“Kamu hampir membuat jantungku mau copot, Lin. Tidur kok mirip orang mati gitu,” gurau Rindy saat keduanya menuruni tangga.
Linda tak menjawab, tapi memberi cubitan manja di perut Rindy yang memburnya tertawa geli.
***
Terimakasih teman-teman sudah membaca ceritaku sampai selesai.
Semoga menghibur hari-hari kalian di masa pandemic ya. Tunggu cerita-certaku selanjutnya ya.
Tentang penulis:
Farah Maulanisa Nabil adalah pelajar aktif SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto. Selain membaca dan menulis, ia juga gemar menggambar.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Berita Lainnya :
- Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lomba Virtual 2021
- MuOne Smart Virtual Competition 2021
- Inspirasi dan Spirit 108 Usia Muhammadiyah
- Gandeng UMP, SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto Siapkan SDM Unggul
- Nasihat Bunda; Talitha Nava Martina
Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas :
Komentar :
![]() ![]() Ceritanya bagus sekali lho... Suka deh. Semangat menulis ya Farah |
Kembali ke Atas